Salah satu kendala dalam pengembangan kopi Arabik (Coffea Arabica L.) ialah penyakit karat daun, yang disebabkan oleh Hemileia vastatrix B. Br. Penyakit ini biasanya dikendalikan secara budidaya seperti penanaman lini atau jenis yang tahan, pemupukan seibang dan penguranan naungan serta secara kimia dengan menggunakan fungisida (Semangun, 2000). Pengendalian secara budidaya saja kadang-kadang belum memberikan hasil yang memuaskan sehingga masih perlu diaplikasikan fungisida. Pengendalian penyakit secara kimia dengan berbagai fungisida mahal dan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan serta dapat gagal jika lingkungan sangat mendukung perkembangan penyakit. Oleh karena itu, perlu ditemukan cara pengendalian yang efektif sekaligus efisien dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan seperti pengendalian hayati.
Penyebab Karat Daun
1.Verticillium lecanii
Verticillium lecanii merupakan salah satu antagonis yang berpotensi menjadi agensia pengendalian hayati (Heale, 1997; Kiss, 2003). Sebelumnya telah dilaporkan (Mujim et al., 2005) bahwa Verticillium sering ditemukan pada koloni H. Vastatrix yang menimbulkan gejala penyakit karat pada daun kopi. Jamur antagonis ini lebih sering ditemukan pada tanaman kopi dengan banyak naungan dibandingkan dengan yang terjadi pada tanaman dengan sedikit naungan. Keterjadian koloni Verticillium lebih tinggi pada daun yang belum gugur dibandingkan dengan keberadaan koloni pada daun yang sudah gugur. Selain itu, Verticillium yang hidup pada uredium dan urediospora H. Vastatrix di Lampung Barat dilaporkan sebagai Verticillium lecanii (Ginting et al., 2006).
2.Hemileia vastatrix
Penyakit karat daun yang disebabkan oleh patogen Hemileia vastatrix B. et. Br. Merupakan penyakit utama pada tanaman kopi arabika. Pada tahun 1876 penyakit ini mulai dikenal di Jawa dan Sumatra. Pada tahun 1885 perkembangan perkebunan kopi di Indonesia berhenti akibat penyakit ini. Antara tahun 1986 dan 1990 produksi kopi merosot menjadi 25% dari semula (Sri-Sukamto, 1998). Tanaman sakit ditandai oleh adanya bercak-bercak berwarna kuning muda pada sisi bawah daunnya, kemudian berubah menjadi kuning tua. Di bagian ini terbentuk tepung berwarna jingga cerah (oranye) dan tepung dan ini adalah uredospora jamur H. vastatrix Bercak yang sudah tua berwarna coklat tua sampai hitam, dan kering. Daun-daun yang terserang parah kemudian gugur dan tanaman menjadi gundul. Tanaman yang demikian menjadi kehabisan cadangan pati dalam akar-akar dan ranting-rantingnya, akhirnya tanaman mati
Gejala Serangan Penyakit Karat Daun Kopi
Serangan penyakit karat daun kopi dapat diidentifikasi melalui beberapa gejala yang sebelumnya muncul dan dapat pada tanaman. Beberapa gejala tersebut antara lain:
- pada tahap awal serangan, terdapat beberapa bercak pada helaian daun yang menghadap ke bawah. Bercak tersebut awalnya berwarna kuning muda dan lama kelamaan berubah menjadi kuning tua.
- Bercak ini mula-mula berbentuk bulatan kecil dengan diameter < 0,5 cm dan terus tumbuh membesar hingga diameter > 5 cm.
- Bercak yang tadinya berwarna kuning tua lama kelamaan menjadi coklat dan akhirnya mengering.
- Pada berbagai stadium serangan, bercak daun dapat dilihat dari daun bagian atas namun untuk tepung yang berwarna orange jingga yang melingkupi bercak tersebut hanya dapat dilihat dari helaian daun yang menghadap ke bawah.
- Serangan tingkat lanjut dari penyakit ini dapat mengakibatkan daun berguguran sebelum waktunya, tanaman gundul, dan akhirnya mati.
Teknik Pengendalian Penyakit Karat Daun Kopi
Serangan penyakit karat daun yang sangat merugikan bagi usaha budidaya tanaman kopi harus segera dikendalikan agar tidak menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar. Pengendalian penyakit karat daun dapat dilakukan melalui konsep pengendalian hama penyakit terpadu (PHT) melalui cara pengendalian kultur teknis dan pengendalian kimiawi.
1. Pengendalian kultur teknis
Pengendalian penyakit karat daun dapat dilakukan mulai dari awal penanaman dengan menggunakan bahan tanam atau bibit yang berasal dari klon atau varietas yang resisten terhadap inveksi jamur H. vastatrix seperti lini S 795, S 1934, USDA 62, Kartika 1, dan Kartika 2. Pengendalian pertumbuhan jamur H. vastatrix secara kultur teknis juga dapat dilakukan dengan melakukan pemangkasan pada daun yang terinfeksi untuk mengurangi tingkat penyebaran serta pemangkasan berkala pada pohon penaung atau tanaman kopi untuk menurunkan tingkat kelembaban kebun. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menjaga agar tanaman selalu dalam keadaan sehat melalui pemupukan berimbang yang sesuai dosis, waktu, cara, dan jenis.
2. Pengendalian kimiawi
Pengendalian karat daun secara kimiawi sebaiknya dilakukan jika pengendalian kultur teknis tidak membuahkan hasil yang maksimal. Pengendalian dilakukan dengan aplikasi fungisida berbahan aktif Mankozeb dari jenis kontak seperti Cupravit OB 21 0,4% atau dengan fungisida sistemik seperti Bayleton 250 EC 0,1%, Anvil 50 SC 0,2%, Tilt 250 ES 0,1% atau Sumiate 2,5 WP 0,2%.
Pengendalian karat daun pada kopi juga dapat dilakukan dengan cara memperbaiki sistem budidaya. Hal yang perlu diperhatikan dalam sistem budidaya ini adalah kebersihan dan sanitasi lingkungan kebun, seperti penyiangan gulma, pembuangan tunas air, pemangkasan, serta pengaturan intensitas cahaya dan naungan. Hal ini berkaitan dengan kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi pertumbuhan H. vastatrix. Lingkungan yang terlalu lembab dan gelap akan lebih cepat memicu pertumbuhan dan perkembangan H. vastatrix (Capucho, 2012). Penerapan sistem budidaya yang baik dan benar dapat menurunkan kerusakan kopi oleh karat daun sampai 64% dan meningkatkan produksi menjadi 80%
Demikianlah pemaparan mengenai penyakit karat daun yang sering kali menyerang tanaman kopi. Dengan identifikasi gejala dan teknik pengendalian yang tepat, serangan penyakit penting ini biasanya dapat diminimalkan.
Penyebab Karat Daun
1.Verticillium lecanii
Verticillium lecanii merupakan salah satu antagonis yang berpotensi menjadi agensia pengendalian hayati (Heale, 1997; Kiss, 2003). Sebelumnya telah dilaporkan (Mujim et al., 2005) bahwa Verticillium sering ditemukan pada koloni H. Vastatrix yang menimbulkan gejala penyakit karat pada daun kopi. Jamur antagonis ini lebih sering ditemukan pada tanaman kopi dengan banyak naungan dibandingkan dengan yang terjadi pada tanaman dengan sedikit naungan. Keterjadian koloni Verticillium lebih tinggi pada daun yang belum gugur dibandingkan dengan keberadaan koloni pada daun yang sudah gugur. Selain itu, Verticillium yang hidup pada uredium dan urediospora H. Vastatrix di Lampung Barat dilaporkan sebagai Verticillium lecanii (Ginting et al., 2006).
2.Hemileia vastatrix
Penyakit karat daun yang disebabkan oleh patogen Hemileia vastatrix B. et. Br. Merupakan penyakit utama pada tanaman kopi arabika. Pada tahun 1876 penyakit ini mulai dikenal di Jawa dan Sumatra. Pada tahun 1885 perkembangan perkebunan kopi di Indonesia berhenti akibat penyakit ini. Antara tahun 1986 dan 1990 produksi kopi merosot menjadi 25% dari semula (Sri-Sukamto, 1998). Tanaman sakit ditandai oleh adanya bercak-bercak berwarna kuning muda pada sisi bawah daunnya, kemudian berubah menjadi kuning tua. Di bagian ini terbentuk tepung berwarna jingga cerah (oranye) dan tepung dan ini adalah uredospora jamur H. vastatrix Bercak yang sudah tua berwarna coklat tua sampai hitam, dan kering. Daun-daun yang terserang parah kemudian gugur dan tanaman menjadi gundul. Tanaman yang demikian menjadi kehabisan cadangan pati dalam akar-akar dan ranting-rantingnya, akhirnya tanaman mati
Gejala Serangan Penyakit Karat Daun Kopi
Serangan penyakit karat daun kopi dapat diidentifikasi melalui beberapa gejala yang sebelumnya muncul dan dapat pada tanaman. Beberapa gejala tersebut antara lain:
- pada tahap awal serangan, terdapat beberapa bercak pada helaian daun yang menghadap ke bawah. Bercak tersebut awalnya berwarna kuning muda dan lama kelamaan berubah menjadi kuning tua.
- Bercak ini mula-mula berbentuk bulatan kecil dengan diameter < 0,5 cm dan terus tumbuh membesar hingga diameter > 5 cm.
- Bercak yang tadinya berwarna kuning tua lama kelamaan menjadi coklat dan akhirnya mengering.
- Pada berbagai stadium serangan, bercak daun dapat dilihat dari daun bagian atas namun untuk tepung yang berwarna orange jingga yang melingkupi bercak tersebut hanya dapat dilihat dari helaian daun yang menghadap ke bawah.
- Serangan tingkat lanjut dari penyakit ini dapat mengakibatkan daun berguguran sebelum waktunya, tanaman gundul, dan akhirnya mati.
Teknik Pengendalian Penyakit Karat Daun Kopi
Serangan penyakit karat daun yang sangat merugikan bagi usaha budidaya tanaman kopi harus segera dikendalikan agar tidak menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar. Pengendalian penyakit karat daun dapat dilakukan melalui konsep pengendalian hama penyakit terpadu (PHT) melalui cara pengendalian kultur teknis dan pengendalian kimiawi.
1. Pengendalian kultur teknis
Pengendalian penyakit karat daun dapat dilakukan mulai dari awal penanaman dengan menggunakan bahan tanam atau bibit yang berasal dari klon atau varietas yang resisten terhadap inveksi jamur H. vastatrix seperti lini S 795, S 1934, USDA 62, Kartika 1, dan Kartika 2. Pengendalian pertumbuhan jamur H. vastatrix secara kultur teknis juga dapat dilakukan dengan melakukan pemangkasan pada daun yang terinfeksi untuk mengurangi tingkat penyebaran serta pemangkasan berkala pada pohon penaung atau tanaman kopi untuk menurunkan tingkat kelembaban kebun. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menjaga agar tanaman selalu dalam keadaan sehat melalui pemupukan berimbang yang sesuai dosis, waktu, cara, dan jenis.
2. Pengendalian kimiawi
Pengendalian karat daun secara kimiawi sebaiknya dilakukan jika pengendalian kultur teknis tidak membuahkan hasil yang maksimal. Pengendalian dilakukan dengan aplikasi fungisida berbahan aktif Mankozeb dari jenis kontak seperti Cupravit OB 21 0,4% atau dengan fungisida sistemik seperti Bayleton 250 EC 0,1%, Anvil 50 SC 0,2%, Tilt 250 ES 0,1% atau Sumiate 2,5 WP 0,2%.
Baca Juga
Pengendalian karat daun pada kopi juga dapat dilakukan dengan cara memperbaiki sistem budidaya. Hal yang perlu diperhatikan dalam sistem budidaya ini adalah kebersihan dan sanitasi lingkungan kebun, seperti penyiangan gulma, pembuangan tunas air, pemangkasan, serta pengaturan intensitas cahaya dan naungan. Hal ini berkaitan dengan kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi pertumbuhan H. vastatrix. Lingkungan yang terlalu lembab dan gelap akan lebih cepat memicu pertumbuhan dan perkembangan H. vastatrix (Capucho, 2012). Penerapan sistem budidaya yang baik dan benar dapat menurunkan kerusakan kopi oleh karat daun sampai 64% dan meningkatkan produksi menjadi 80%
Baca Juga
Demikianlah pemaparan mengenai penyakit karat daun yang sering kali menyerang tanaman kopi. Dengan identifikasi gejala dan teknik pengendalian yang tepat, serangan penyakit penting ini biasanya dapat diminimalkan.