Tumbuhan paku, paku-pakuan, atau pakis-pakisan adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati (Tracheophyta) tetapi tidak pernah menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini melepaskan spora sebagai alat penyebarluasan dan perbanyakannya, menyerupai kelompok organisme seperti lumut dan fungi.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan lautan, dengan kecenderungan ditemukan tumbuh di tempat-tempat yang tidak subur untuk pertanian. Total spesies yang diketahui sekitar 12.000[2], dengan perkiraan 1.300[3] sampai 3000 lebih[4] spesies di antaranya tumbuh di kawasan Malesia (yang mencakup Indonesia).
Ciri-ciri Tumbuhan Paku
Ciri-ciri tumbuhan paku dapat dikenali dengan melihat akar, batang, dan daunnya. Selain itu, ciri tumbuhan paku juga dapat kita tinjau dari segi habitat dan cara perkembangbiakannya (reproduksi). Dibawah ini akan kita bahas masing-masing ciri tersebut:
Akar Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku memiliki akar serabut berasal dari rizoma yang tertanam di dalam tanah. Jaringan akar tumbuhan paku terdiri dari korteks, silinder pusat, dan jaringan epidermis. Ujung akar dilindungi tudung akar (kaliptra) yang berguna melindungi akar pada saat menembus tanah. Akar tumbuhan paku berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan yang diperlukan.
Batang Tumbuhan Paku
Batang tumbuhan paku umumnya sangat pendek (tidak lebih dari 0,5 m) dan beruas-ruas. Tetapi, pada beberapa jenis tumbuhan paku, seperti paku tiang (Alsophyla glanea) dan pakis (Cyathea sp.) tinggi batangnya dapat mencapai 5 m dan kadang-kadang bercabang serta memiliki berkas pembuluh yang terdiri atas xylem dan floem.
Daun Tumbuhan Paku
Daun tumbuhan paku berwarna hijau karena berklorofil sehingga mampu menyediakan makanannya sendiri. Daun yang masih muda menggulung. Daun tumbuhan paku dapat dilihat berdasarkan fungsi dan bentuknya. Dilihat dari fungsinya, daun tumbuhan paku dikelompokkan atas tropofil dan sporofil. Tropofil adalah daun yang berfungsi dalam proses asimilasi, sedangkan sporofil adalah daun tumbuhan paku yang berfungsi menghasilkan spora. Jika dilihat dari bentuknya, daun tumbuhan paku dikelompokkan menjadi daun mikofil (daun kecil) dan daun makrofil (daun besar).
Perkembangbiakan Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan secara vegetatif dengan menghasilkan tunas dan spora. Spora pada tumbuhan paku dibentuk di dalam kotak spora (sporangium). Pada berbagai jenis tumbuhan paku, sporangium memiliki susunan, bentuk, dan ukuran, yang berbeda pula. Di dalam sporofil, sporangium terletak dalam kelompok-kelompok kecil. Untuk menjaga agar spora yang terdapat di dalam sporangium tidak rusak, sorus muda dilindungi oleh selaput tipis yang disebut indusium. Secara generatif, perkembangbiakan tumbuhan paku berlangsung dengan melibatkan sel kelamin jantan dan betina. Sel kelamin jantan (sel spermatozoid) dihasilkan oleh anteridium dan sel kelamin betina (ovum atau sel telur) dihasilkan oleh arkegonium.
B. Klasifikasi Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku yang tersebar saat ini telah ditemukan sebanyak lebih dari 20.000 spesies. Untuk mempermudahkan mengidentifikasi, tumbuhan paku digolongkan dalam kelas-kelas sesuai dengan spesiesnya. Untuk mengidentifikasi spesies tumbuhan paku, kita dapat melakukan dengan kenampakan luarnya, muali dari letak daun, sporangium dan susunan anatominya. Menurut para ahli, klasifikasi tumbuhan paku digolongkan menjadi 4 sub divisi , berikut penjelasan lebih lanjut.
1. Psilopsida (Paku Purba)
Sesuai dengan namanya, jenis tumbuhan paku ini telah ada sejak zaman purba. Sebagian besar jenis tumbuhan ini telah mengalami kepunahan dan hanya ditemukan dalam bentuk fosil, misalnya Rhynia (paku tidak berdaun), sedangkan sebagian kecil lainnya yang masih dapat ditemukan saat ini misalnya Paku Tmesipteris yang tumbuh di kepulauan dan Psilotum Nudum yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis.
Ciri-ciri tumbuhan paku ini antara lain tingginya 30 cm – 1 m, memiliki rizhom yang dikelilingi rizoid dan tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Akan tetapi, sebagian tumbuhan paku ini memiliki ciri-ciri spesifik sebagai berikut :
Ukuran daun sangat kecil dan berbentuk seperti sisik.
Sporangium berada di ketiak ruas batang.
Gametofit tersusun atas sel yang tidak berklorofil.
Batang berklorofil dan sudah memiliki system pengangkut (pembuluh vaskuler).
2. Lycopsida (Paku Kawat)
Paku kawat disebut juga paku rambut ini diperkirakan telah tumbuh di masa Devonian. Dan berkembang biak hingga jumlahnya sangat berlimpah pada masa Karboniferus. Hampir semua jenis paku kawat telah mengalami kepunahan dan ditemukan dalam bentuk fosil atau endapan batu bara. Namun, beberapa jenis yang berukuran kecil dapa kita temuka di permukaan tanan atau kulit pohon di ekosistem hutan hujan tropis.
Secara umum, klasifikasi tumbuhan paku ini dapat diidentifikasi dari morfologi dan anatomi tubuhnya. Paku kawat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
-Memiliki tinggi yang dapat mencapai 3 meter.
-Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan memiliki daun berbentuk seperti rambut atau sisik.
-Batang berbentuk seperti kawat dan cabangnya mengandung sporangium dalam wadah sporofil yang berbentuk ganda (strobilus).
-Gamefit berukuran kecil dan tidak berklorofil. Sehingga tumbuhan ini memperoleh makanan dari symbiosis dengan jamur yang tumbuh di sekitarnya.
-Sporangium menghasilkan spora.
-Gamefitnya memiliki 2 jenis alat kelamin, misalnya Lycopodium sp, namun ada juga yang menghasilkan 1 jenis alat kelamin, misalnya Selahinella sp.
3. Sphenopsida atau Equisetopsida (Paku Ekor Kuda)
Tumbuhan paku memiliki nama yang sesuai dengan bentuknya yang menyerupai ekor kuda. Paku ekor kuda memili beberapa ciri-ciri, di antaranya:
Sering tumbuh di daerah dengan tanah berpasir.
Sporofitnya berbentuk sisik dengan warna agak transparan dengan susunan melingkar pada batangnya.
Batangnya berongga dan beruas. Karena pada lapisan luar batang terkandung silika tinggi, batang dari klasifikasi tumbuhan paku ini cukup keras sehingga sering digunakan sebagai alat penyikat.
Batangnya memiliki rizom dan ujung batang yang mengandung sporangia.
Sporangiumnya menghasilkan spora dengan ukuran dan bentuk sama, walau berbeda jenis. Oleh karena itu, tumbuhan paku ini tergolong paku peralihan.
4. Pteropsida (Paku Sejati)
Paku Sejati umumnya banyak kita jumpai di daerah yang lembab, seperti hutan huja tropis. Pakis yang tumbuh di sela pohon sawit merupakan salah satu spesies dari golongan Paku Sejati ini. Kita dapat menemui paku golongan ini dengan melihat ciri-cirinya yaitu :
Memiliki akar, batang dan daun sejati dengan ukuran variative.
Daunnya berukuran lebih besar dibandingkan jenis tumbuhan paku lainnya. Bentuknya berupa lembaran dan tulang daun bercabang.
Daun atau tunas mudanya menggulung.
Terdapat lebih dari 12.000 spesies yang tersebar di seluruh dunia saat ini.
Demikian uraian singkat tentang Klasifikasi Tumbuhan Paku. Semoga artikel ini dapat membantu dan bermanfaat menambah literature anda dalam pembelajaran biologi.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan lautan, dengan kecenderungan ditemukan tumbuh di tempat-tempat yang tidak subur untuk pertanian. Total spesies yang diketahui sekitar 12.000[2], dengan perkiraan 1.300[3] sampai 3000 lebih[4] spesies di antaranya tumbuh di kawasan Malesia (yang mencakup Indonesia).
Ciri-ciri Tumbuhan Paku
Ciri-ciri tumbuhan paku dapat dikenali dengan melihat akar, batang, dan daunnya. Selain itu, ciri tumbuhan paku juga dapat kita tinjau dari segi habitat dan cara perkembangbiakannya (reproduksi). Dibawah ini akan kita bahas masing-masing ciri tersebut:
Akar Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku memiliki akar serabut berasal dari rizoma yang tertanam di dalam tanah. Jaringan akar tumbuhan paku terdiri dari korteks, silinder pusat, dan jaringan epidermis. Ujung akar dilindungi tudung akar (kaliptra) yang berguna melindungi akar pada saat menembus tanah. Akar tumbuhan paku berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan yang diperlukan.
Baca Juga
Batang Tumbuhan Paku
Batang tumbuhan paku umumnya sangat pendek (tidak lebih dari 0,5 m) dan beruas-ruas. Tetapi, pada beberapa jenis tumbuhan paku, seperti paku tiang (Alsophyla glanea) dan pakis (Cyathea sp.) tinggi batangnya dapat mencapai 5 m dan kadang-kadang bercabang serta memiliki berkas pembuluh yang terdiri atas xylem dan floem.
Daun Tumbuhan Paku
Daun tumbuhan paku berwarna hijau karena berklorofil sehingga mampu menyediakan makanannya sendiri. Daun yang masih muda menggulung. Daun tumbuhan paku dapat dilihat berdasarkan fungsi dan bentuknya. Dilihat dari fungsinya, daun tumbuhan paku dikelompokkan atas tropofil dan sporofil. Tropofil adalah daun yang berfungsi dalam proses asimilasi, sedangkan sporofil adalah daun tumbuhan paku yang berfungsi menghasilkan spora. Jika dilihat dari bentuknya, daun tumbuhan paku dikelompokkan menjadi daun mikofil (daun kecil) dan daun makrofil (daun besar).
Perkembangbiakan Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan secara vegetatif dengan menghasilkan tunas dan spora. Spora pada tumbuhan paku dibentuk di dalam kotak spora (sporangium). Pada berbagai jenis tumbuhan paku, sporangium memiliki susunan, bentuk, dan ukuran, yang berbeda pula. Di dalam sporofil, sporangium terletak dalam kelompok-kelompok kecil. Untuk menjaga agar spora yang terdapat di dalam sporangium tidak rusak, sorus muda dilindungi oleh selaput tipis yang disebut indusium. Secara generatif, perkembangbiakan tumbuhan paku berlangsung dengan melibatkan sel kelamin jantan dan betina. Sel kelamin jantan (sel spermatozoid) dihasilkan oleh anteridium dan sel kelamin betina (ovum atau sel telur) dihasilkan oleh arkegonium.
B. Klasifikasi Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku yang tersebar saat ini telah ditemukan sebanyak lebih dari 20.000 spesies. Untuk mempermudahkan mengidentifikasi, tumbuhan paku digolongkan dalam kelas-kelas sesuai dengan spesiesnya. Untuk mengidentifikasi spesies tumbuhan paku, kita dapat melakukan dengan kenampakan luarnya, muali dari letak daun, sporangium dan susunan anatominya. Menurut para ahli, klasifikasi tumbuhan paku digolongkan menjadi 4 sub divisi , berikut penjelasan lebih lanjut.
1. Psilopsida (Paku Purba)
Sesuai dengan namanya, jenis tumbuhan paku ini telah ada sejak zaman purba. Sebagian besar jenis tumbuhan ini telah mengalami kepunahan dan hanya ditemukan dalam bentuk fosil, misalnya Rhynia (paku tidak berdaun), sedangkan sebagian kecil lainnya yang masih dapat ditemukan saat ini misalnya Paku Tmesipteris yang tumbuh di kepulauan dan Psilotum Nudum yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis.
Ciri-ciri tumbuhan paku ini antara lain tingginya 30 cm – 1 m, memiliki rizhom yang dikelilingi rizoid dan tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Akan tetapi, sebagian tumbuhan paku ini memiliki ciri-ciri spesifik sebagai berikut :
Ukuran daun sangat kecil dan berbentuk seperti sisik.
Sporangium berada di ketiak ruas batang.
Gametofit tersusun atas sel yang tidak berklorofil.
Batang berklorofil dan sudah memiliki system pengangkut (pembuluh vaskuler).
Baca Juga
2. Lycopsida (Paku Kawat)
Paku kawat disebut juga paku rambut ini diperkirakan telah tumbuh di masa Devonian. Dan berkembang biak hingga jumlahnya sangat berlimpah pada masa Karboniferus. Hampir semua jenis paku kawat telah mengalami kepunahan dan ditemukan dalam bentuk fosil atau endapan batu bara. Namun, beberapa jenis yang berukuran kecil dapa kita temuka di permukaan tanan atau kulit pohon di ekosistem hutan hujan tropis.
Secara umum, klasifikasi tumbuhan paku ini dapat diidentifikasi dari morfologi dan anatomi tubuhnya. Paku kawat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
-Memiliki tinggi yang dapat mencapai 3 meter.
-Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan memiliki daun berbentuk seperti rambut atau sisik.
-Batang berbentuk seperti kawat dan cabangnya mengandung sporangium dalam wadah sporofil yang berbentuk ganda (strobilus).
-Gamefit berukuran kecil dan tidak berklorofil. Sehingga tumbuhan ini memperoleh makanan dari symbiosis dengan jamur yang tumbuh di sekitarnya.
-Sporangium menghasilkan spora.
-Gamefitnya memiliki 2 jenis alat kelamin, misalnya Lycopodium sp, namun ada juga yang menghasilkan 1 jenis alat kelamin, misalnya Selahinella sp.
3. Sphenopsida atau Equisetopsida (Paku Ekor Kuda)
Tumbuhan paku memiliki nama yang sesuai dengan bentuknya yang menyerupai ekor kuda. Paku ekor kuda memili beberapa ciri-ciri, di antaranya:
Sering tumbuh di daerah dengan tanah berpasir.
Sporofitnya berbentuk sisik dengan warna agak transparan dengan susunan melingkar pada batangnya.
Batangnya berongga dan beruas. Karena pada lapisan luar batang terkandung silika tinggi, batang dari klasifikasi tumbuhan paku ini cukup keras sehingga sering digunakan sebagai alat penyikat.
Batangnya memiliki rizom dan ujung batang yang mengandung sporangia.
Sporangiumnya menghasilkan spora dengan ukuran dan bentuk sama, walau berbeda jenis. Oleh karena itu, tumbuhan paku ini tergolong paku peralihan.
4. Pteropsida (Paku Sejati)
Paku Sejati umumnya banyak kita jumpai di daerah yang lembab, seperti hutan huja tropis. Pakis yang tumbuh di sela pohon sawit merupakan salah satu spesies dari golongan Paku Sejati ini. Kita dapat menemui paku golongan ini dengan melihat ciri-cirinya yaitu :
Memiliki akar, batang dan daun sejati dengan ukuran variative.
Daunnya berukuran lebih besar dibandingkan jenis tumbuhan paku lainnya. Bentuknya berupa lembaran dan tulang daun bercabang.
Daun atau tunas mudanya menggulung.
Terdapat lebih dari 12.000 spesies yang tersebar di seluruh dunia saat ini.
Demikian uraian singkat tentang Klasifikasi Tumbuhan Paku. Semoga artikel ini dapat membantu dan bermanfaat menambah literature anda dalam pembelajaran biologi.