Hermaprodit berasal dari kata Yunani Hermes dan Aphrodite, dimana dalam sejarah Yunani Hermaphroditos merupakan anak dari Dewa Hermes dan Dewi Aphrodite. Istilah ini kemudian digunakan untuk memberi nama organisme yang memiliki alat kelamin jantan dan alat kelamin betina sekaligus, dimana kedua alat kelamin tersebut berfungsi dengan baik. Hewan hermaprodit secara morfologi memiliki ukuran, warna dan bentuk yang sama, sehingga organisme hermaprodit tidak dapat dibedakan jenis kelaminnya.
Contoh Hewan Hermaprodit.
1. Ikan Badut(anemon)
Ikan badut diketahui bisa berubah kelamin. Selain itu merekapun memiliki hierarki sosial yang ketat. Ikan-ikan muda semua berjenis kelamin jantan. Apabila si betina mati atau menghilang, jantan dewasa secara biologi akan berganti kelamin menjadi betina. Perubahan kelamin akan berlangsungan selama dua minggu atau lebih. Kemudian jantan terbesar dan tertua yang ada dikoloni tersebut akan menjadi pasangannya. Dalam hal ini si jantan yang ditinggal mati betinanya tidak perlu mencari betina lain jauh-jauh. Seperti diketahui, di alam, ikan badut tidak bisa meninggalklan anemonnya lebih dari beberapa meter hanya untuk sekedar mencari betina lain. Ikan badut dapat menghasilkan telur 300 - 700 butir. Telur tersebut diltekan pada batu-batu dibawah mantel anemon. Telur pada umumnya akan menetas setelah enam atau tujuh hari. Burayak selanjutnya akan menjadi planton dan terbawa arus laut. Setelah 15 hari terapung-apung, makan dan tumbuh, burayak akan berkmebang menjadi badut muda dan siap-siap mencari anemon sebagai rumahnya.
Baca Juga
2. Ikan Napoleon
Napoleon ternyata punya keunikan lain yakni memiliki kelamin ganda. ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya perubahan kelamin ikan tersebut. Diantaranya, hirarki yang terjadi dalam komunitas ikan tersebut di habitat aslinya.Karena jika pejantan yang biasanya menguasai beberapa ekor betina mati, maka secara langsung betina yang paling besar menjalankan tugas sebagai pejantan.Hal ini untuk mengamankan batas teritorial serta melindungi betina yang ada. Maka si betina terbesar tadi akan berubah menjadi jantan.
3. Cacing Tanah
Walaupun cacing tanah memiliki kelamin ganda, cacing tanah tidak dapat melakukan fertilisasi sendiri. Hal ini di sebabkan sel sperma dan sel telur matang tidak pada waktu yang bersamaan. Cacing tanah berkembangbiak dengan cara sebagai berikut:
Dua ekor cacing tanah saling memenpel pada posisi berlawanan.
Terjadi perpindahan sperma dari cacing 1 ke cacing 2 dan sebaliknya. Perpindahan ini terjadi melalui saluran kelamin yang terdapat klitelum. Sperma tersebut kemudian akan di simpan di dalam kantong sperma.
Kedua cacing saling melepaskan diri. Kemudien klitelum akan mengeluarkan lendir. Lendir ini bergerak menuju bagian depan tubuh cacing. Saat melewati saluran telur, sel telur segera masuk ke dalam lendir dan bergerak menuju kantong sperma, lalu sel sperma tersebut akan ikut masuk ke dalam lendir. Akhirnya, pembuahan terjadi dalam lendir ini. Setelah terjadi pembuahan, lendir tersebut akan membentuk kokon yang berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio cacing.
4. Lintah
Lintah dan pacet adalah hewan yang tergabung dalam filum Annelida subkelas Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya, Oligochaeta, mereka memiliki klitelum. Seperti cacing tanah, lintah juga hermaprodit (berkelamin ganda). Lintah obat Eropa, Hirudo medicinalis, telah sejak lama dimanfaatkan untuk pengeluaran darah secara medis.
5. Bekicot
Bekicot atau Achatina Fulica adalah siput darat yang tergolong dalam suku Achatinidae. Berasal dari Afrika Timur dan menyebar ke hampir semua penjuru dunia akibat terbawa dalam perdagangan, moluska ini sekarang menjadi salah satu spesies invasif terburuk di bumi , sehingga beberapa negara bahkan melarang pemeliharaannya sebagai hewan kesayangan/timangan termasuk Amerika Serikat. Hewan ini mudah dipelihara dan di beberapa tempat bahkan dikonsumsi, termasuk di Indonesia. Meskipun berpotensi membawa parasit, bekicot yang dipelihara biasanya bebas dari parasit.
6. Belut
Belut mempunyai kelamin ganda (hermaprodit) dan mengalami pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus perkimpoiannya. Belut muda selalu berkelamin betina, sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan. Dari hasil pengamatan selama ini sifat-sifat belut memang seperti itu. Karena itu, pada belut bisa terjadi masa kosong kelamin atau banci. Kira-kira hal ini terjadi ketika umur belut 9-10 bulan. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme yang tinggi, yakni saling membunuh dan saling memangsa antara mereka (kanibal). Induk belut yang baik dapat dikenali secara fisik dan penampilannya.