Pohon Bidara atau ditempat di Bali yang lebih dikenal dengan tanaman Bekul merupakan Perdu atau pohon kecil yang tumbuh secara alami di kebun kebun atau tanah tanah atau areal kosong , dan Pohon Bidara memiliki batang yang bengkok,dan tinggi bisa mencapai hingga 15m Pohon Bidara besar bisa memiliki lingkar batang hingga 40 cm.
Cabang-cabang Pohon Bidara umumnya menyebar dan menjuntai, dengan ranting-ranting tumbuh simpang siur
Daun Bidara memiliki penumpu berupa duri, sendirian dan lurus (5–7 mm), atau berbentuk pasangan dimorfis, di mana yang kedua lebih pendek dan melengkung, kadang-kadang tanpa duri.
1. Klasifikasi Ilmiah Bidara
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Rhamnales
Famili : Rhamnaceae
Genus : Ziziphus
Spesies : Ziziphus mauritiana Lamk
Daun-daun tunggal Pohon Bidara terletak berseling. Helai daun bundar telur menjorong atau jorong lonjong, 2–9 cm x 1.5–5 cm; bertepi rata atau sedikit menginggit; gundul dan mengkilap di sisi atas, dan rapat berambut kempa keputihan di sisi bawahnya; dengan tiga tulang daun utama yang nampak jelas membujur sejajar; bertangkai pendek 8–15 mm.
Deskripsi morfologi tumbuhan bidara sebagai berikut :
1. Daun (folium)
Daun merupakan organ yang paling utama dilihat di setiap tanaman. Daun bidara termaksuk ke dalam jenis daun majemuk yang dimana daun majemuk ini memiliki tangkai bercabang-cabang dan pada cabang tangkai terdapat helain daun, pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun, suatu daun majemuk di pandang berasal dari daun tunggal yang torehanya saedemikian dalamnya sehingga bagian daun diantar toreh-toreh itu terpisah satu sama lainnya dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil yang tersendri. Daun bidara ini juga termaksuk kedalam daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangka dan helaian daun saja (tidak memiliki pelepah). Tumbuhan Bidara memiliki daun yang halus dan dikatakan tidak bertoreh.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa bidara memiliki bentuk daun bulat atau oval, tepi daunya rata, daunya beringgit, kedudukan tulang daun berselang-seling.
Pada umunya, tanaman bidara ini lebih primitif, bakal daun yang terpisah keluar kemudian barulah berpisah dan bermodifikasi. Daunnya tunggal, letaknya berselang-seling, memiliki daun yang berukuran (2-9) cm x (1,5-5) cm, tepinya sedikit beringgit atau rata, berkilap dan tak berbulu pada lembaran sebelah atasnya, berbulu kempa yang rapat, berwarna putih pada lembaran sebelah bawahnya, dengan 3 tulang daun membujur yang nyata; tangkai daunnya 8-15 mm panjangnya.; daun mahkota 5 helai, sedikit berbentuk sudip yang cekung, terlentik; benang sarinya 5 utas; bakal buahnya beruang 2, tangkai putiknya bercabang dua, cakramnya bercuping 10 atau beralur-alur.
Daun bidara dipercaya dapat mengusir setan atau mengembalikan kesadaran orang yang terkena sihir. Bahkan orang tua dulu memanfaatkan daun bidara untuk memandikan mayat jika mulut mayat tersebut tidak bisa tertutup rapat. Alhasil setelah dimandikan dengan daun bidara maka mulut mayat akan tertutup rapat.
2. Bunga (Flos)
Bunga merupakan alat kelamin betina pada tumbuhan, Pada tanaman bidara bunga umumnya tumbuh di ketiak daun (flos lateralis atau flos axilaris) berbentuk payung menggarpu, panjangnya 1-2 cm, tersusun atas 7-20 kuntum bunga; gagang perbungaan panjangnya 2-3 mm berdiameter 2-3 mm, berwarna kekuningan, sedikit harum, gagang bunganya 3-8 mm panjangnya; daun kelopaknya bercuping 5, berbentuk delta, bagian luarnya berambut, bagian dalamnya gundul.Jenis bunga bidara termasuk kedalam bunga tunggal (planta uniflora) yaitu hanya menghasilkan satu bunga saja, yang dimana dari bunga ini membentuk perbungaan (muncul beberapa bunga) tetapi terdiri dari bunga tunggal, perbungaan pada buah bidara dapat dihitung artinya termasuk ke dalam bunga berbatas.
3. Buah (Fructus)
Buah goal dalam bahasa Indonesia dinamakan buah bidara atau dalam bahasa latin Ziziphus mauritiana. Buah pada bidara ini muncul dari satu bunga atau muncul dari bakal buah. Tanaman ini termasuk kedalam buah sejati atau tunggal. Buahnya bertipe buah satu, berbentuk bulat sampai bulat telur dapat mencapai ukuran 6cm x 4cm untuk bidara yang di budidayakan, dan umunya jauh lebih kecil, untuk yang liar kulit buahnya halus atau kasar, berkilap, tipis tetapi liat, berwarna kekuningan samapai kemerahan atau kehitaman. Daging buahnya berwarna putih banyak mengandung sari buah rasanya agak asam sampai manis menjadi menepung pada buah yang matang penuh. Bijinya terletak pada batok yang berbenjol dan beralur tidak beraturan yang berisi satu sampai dua inti biji yang berwarna coklat. Khusus di pulau Sumbawa tanaman bidara biasanya berbuah menjelang bulan Suci Ramadhan.
Secara umum buah bidara bermanfaat untuk menguatkan kecerdasan otak, memperlancar makanan di usus, menghilangkan penyakit kuning, menghaluskan kulit, meningkatkan selera makan, menghilangkan dahak, serta menyembuhkan penyakit lambat haid.
4. Batang (Caulis)
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan mengingat tempat beserta kedudukan batang bagi tumbuh-tumbuhan batang dapat disamakan dengan sumbu tumbu-tumbuhan.
Pada tumbuhan bidara, bentuk batang bulat (teres) dan berkayu, kemudian bentuk pecabangannya monopodial yaitu batang pokok tampak jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhanya) daripada cabang-cabangnya.
5. Akar (radix)
Akar adalah bagain pokok yang nomor 3 (tiga) disamping batang dan daun, bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Akar pada pohon bidara terdapat di dalam tanah dengan arah tumbuh kepusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop) meninggalkan udara dan cahaya, tidak berbuku-buku (tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun maupun bagian lainnya), bentuknya meruncing. Fungsi batang pada pohon bidara ini yaitu memperkuat berdirinya tumbuhan, menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut, mengangkut air dan kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan. Pohon bidara ini memiliki akar serabut yaitu akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian di susul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semunya keluar dari pangkal batang.
Cabang-cabang Pohon Bidara umumnya menyebar dan menjuntai, dengan ranting-ranting tumbuh simpang siur
Daun Bidara memiliki penumpu berupa duri, sendirian dan lurus (5–7 mm), atau berbentuk pasangan dimorfis, di mana yang kedua lebih pendek dan melengkung, kadang-kadang tanpa duri.
1. Klasifikasi Ilmiah Bidara
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Rhamnales
Famili : Rhamnaceae
Genus : Ziziphus
Spesies : Ziziphus mauritiana Lamk
Daun-daun tunggal Pohon Bidara terletak berseling. Helai daun bundar telur menjorong atau jorong lonjong, 2–9 cm x 1.5–5 cm; bertepi rata atau sedikit menginggit; gundul dan mengkilap di sisi atas, dan rapat berambut kempa keputihan di sisi bawahnya; dengan tiga tulang daun utama yang nampak jelas membujur sejajar; bertangkai pendek 8–15 mm.
Deskripsi morfologi tumbuhan bidara sebagai berikut :
1. Daun (folium)
Daun merupakan organ yang paling utama dilihat di setiap tanaman. Daun bidara termaksuk ke dalam jenis daun majemuk yang dimana daun majemuk ini memiliki tangkai bercabang-cabang dan pada cabang tangkai terdapat helain daun, pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun, suatu daun majemuk di pandang berasal dari daun tunggal yang torehanya saedemikian dalamnya sehingga bagian daun diantar toreh-toreh itu terpisah satu sama lainnya dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil yang tersendri. Daun bidara ini juga termaksuk kedalam daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangka dan helaian daun saja (tidak memiliki pelepah). Tumbuhan Bidara memiliki daun yang halus dan dikatakan tidak bertoreh.
Baca Juga
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa bidara memiliki bentuk daun bulat atau oval, tepi daunya rata, daunya beringgit, kedudukan tulang daun berselang-seling.
Pada umunya, tanaman bidara ini lebih primitif, bakal daun yang terpisah keluar kemudian barulah berpisah dan bermodifikasi. Daunnya tunggal, letaknya berselang-seling, memiliki daun yang berukuran (2-9) cm x (1,5-5) cm, tepinya sedikit beringgit atau rata, berkilap dan tak berbulu pada lembaran sebelah atasnya, berbulu kempa yang rapat, berwarna putih pada lembaran sebelah bawahnya, dengan 3 tulang daun membujur yang nyata; tangkai daunnya 8-15 mm panjangnya.; daun mahkota 5 helai, sedikit berbentuk sudip yang cekung, terlentik; benang sarinya 5 utas; bakal buahnya beruang 2, tangkai putiknya bercabang dua, cakramnya bercuping 10 atau beralur-alur.
Daun bidara dipercaya dapat mengusir setan atau mengembalikan kesadaran orang yang terkena sihir. Bahkan orang tua dulu memanfaatkan daun bidara untuk memandikan mayat jika mulut mayat tersebut tidak bisa tertutup rapat. Alhasil setelah dimandikan dengan daun bidara maka mulut mayat akan tertutup rapat.
2. Bunga (Flos)
Bunga merupakan alat kelamin betina pada tumbuhan, Pada tanaman bidara bunga umumnya tumbuh di ketiak daun (flos lateralis atau flos axilaris) berbentuk payung menggarpu, panjangnya 1-2 cm, tersusun atas 7-20 kuntum bunga; gagang perbungaan panjangnya 2-3 mm berdiameter 2-3 mm, berwarna kekuningan, sedikit harum, gagang bunganya 3-8 mm panjangnya; daun kelopaknya bercuping 5, berbentuk delta, bagian luarnya berambut, bagian dalamnya gundul.Jenis bunga bidara termasuk kedalam bunga tunggal (planta uniflora) yaitu hanya menghasilkan satu bunga saja, yang dimana dari bunga ini membentuk perbungaan (muncul beberapa bunga) tetapi terdiri dari bunga tunggal, perbungaan pada buah bidara dapat dihitung artinya termasuk ke dalam bunga berbatas.
3. Buah (Fructus)
Buah goal dalam bahasa Indonesia dinamakan buah bidara atau dalam bahasa latin Ziziphus mauritiana. Buah pada bidara ini muncul dari satu bunga atau muncul dari bakal buah. Tanaman ini termasuk kedalam buah sejati atau tunggal. Buahnya bertipe buah satu, berbentuk bulat sampai bulat telur dapat mencapai ukuran 6cm x 4cm untuk bidara yang di budidayakan, dan umunya jauh lebih kecil, untuk yang liar kulit buahnya halus atau kasar, berkilap, tipis tetapi liat, berwarna kekuningan samapai kemerahan atau kehitaman. Daging buahnya berwarna putih banyak mengandung sari buah rasanya agak asam sampai manis menjadi menepung pada buah yang matang penuh. Bijinya terletak pada batok yang berbenjol dan beralur tidak beraturan yang berisi satu sampai dua inti biji yang berwarna coklat. Khusus di pulau Sumbawa tanaman bidara biasanya berbuah menjelang bulan Suci Ramadhan.
Secara umum buah bidara bermanfaat untuk menguatkan kecerdasan otak, memperlancar makanan di usus, menghilangkan penyakit kuning, menghaluskan kulit, meningkatkan selera makan, menghilangkan dahak, serta menyembuhkan penyakit lambat haid.
4. Batang (Caulis)
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan mengingat tempat beserta kedudukan batang bagi tumbuh-tumbuhan batang dapat disamakan dengan sumbu tumbu-tumbuhan.
Pada tumbuhan bidara, bentuk batang bulat (teres) dan berkayu, kemudian bentuk pecabangannya monopodial yaitu batang pokok tampak jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhanya) daripada cabang-cabangnya.
5. Akar (radix)
Akar adalah bagain pokok yang nomor 3 (tiga) disamping batang dan daun, bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Akar pada pohon bidara terdapat di dalam tanah dengan arah tumbuh kepusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop) meninggalkan udara dan cahaya, tidak berbuku-buku (tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun maupun bagian lainnya), bentuknya meruncing. Fungsi batang pada pohon bidara ini yaitu memperkuat berdirinya tumbuhan, menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut, mengangkut air dan kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan. Pohon bidara ini memiliki akar serabut yaitu akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian di susul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semunya keluar dari pangkal batang.